Katacara, Makassar-– Dosen Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin menjadi narasumber dalam kegiatan “Experts Meeting on Measuring Grand Corruption and Reducing Its Power” yang diselenggarakan oleh American Academy of Arts and Sciences (AMACAD). Kegiatan berlangsung pada pada Kamis (18/05) hingga Sabtu (20/05).
AMACAD merupakan institusi keilmuan dan seni yang didirikan tahun 1780. Ini hadir untuk menghormati para pemikir dari setiap bidang keilmuan dan seni dalam menemukan ide-ide baru dan mencari jalan keluar dari masalah yang dihadapi oleh manusia dan alam semesta. Institusi ini sangat selektif dalam menerima keanggotaan-nya. Sebagai gambaran, yang mendapatkan penghargaan menjadi anggota AMACAD salah satunya adalah Albert Eistein, Charles Darwin, Nelson Mandela, hingga Barack Obama.
Laode M Syarif yang merupakan salah satu dosen Unhas mendapatkan undangan dari AMACAD untuk menjadi narasumber. Dirinya mengatakan hampir tidak percaya bahwa kerja dan ide-ide yang pernah dikemukakannya pada beberapa tulisan dan seminar international dihargai oleh AMACAD. Perlu diketahui bahwa Experts Meeting ini dihadiri oleh scholars dan practitioners dari berbagai universitas ternama dan organisasi internasional yang memiliki perhatian khusus pada ‘grand corruption’ yang terjadi di berbagai negara.
Secara umum, Experts Meeting ini difasilitasi oleh Prof Dr Robert I. Rotberg (Founding Director of the Harvard Kennedy School’s Program on Intrastate Conflict dan Fellow American Academy of Arts and Sciences). Scholars yang hadir berasal dari Harvard, Oxford, Leiden, Yale, Ottawa, Sussex, Dalhoussie, Chicago, Carleton, Lund dan dari Universitas Hasanuddin.
Experts Meeting ini dihadiri oleh practitioners yang memiliki kaliber internasional seperti: Richard Goldstone (Hakim Constitutional Court Afrika Selatan dan Ketua IACC Treaty Drafting Committee), Judge Mark Wolf, (Mantan Jaksa, Hakim, dan sekarang mengajar di Harvard dan pencetus International Anti-Corruption Court), Lloyd Axworthy (Ketua World Refugee & Migration Council), Slagjana Taseva (mantan Presiden Anti-Corruption Commission Macedonia), Allan Rock (mantan Rektor Universitas Ottawa, Dubes Canada di PBB, dan Menteri Kehakiman Canada), Alexandra Haberson (Integrity Vice Presidency of the World Bank), dan Ian Lynch (Program Director Integrity Initiative International).
Adapun tujuan dari pertemuan ini adalah untuk menerbitkan buku tentang ide-ide dan pemikiran untuk memerangi Grand Corruption dan membicarakan tentang Pembentukan “International Anti-Corruption Court” (Mahkamah Anti-Korupsi Internasional) yang telah mendapatkan dukungan dari beberapa negara, seperti Canada, Belanda dll.
Pada Experts Meeting kali ini, Laode M Syarif dipercayakan untuk memimpin dan menulis bab khusus yang membahas terkait “corruption in natural resources management” (korupsi dalam pengelolaan sumber daya alam) karena sangat merugikan negara-negara dan sekaligus sangat merusak lingkungan. Laode juga dipercaya untuk menggalang dukungan dari beberapa negara di Asia Tenggara untuk pembentukan International Anti-Corruption Court (IACC) yang telah didukung oleh pemerintah Kanada dan Belanda.
Pada pertemuan ini juga disepakati bahwa penerbitan buku yang ditulis oleh para experts yang hadir akan diselesaikan pada bulan Oktober 2023. Laode M Syarif juga berharap bahwa kepercayaan ini juga dapat dimanfaatkan oleh Fakultas Hukum Unhas dalam menjalin kerja sama dengan Harvard University Law School, dan universitas-universitas ternama lainnya. (*)