KATACARA, MAKASSAR–Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin menyelenggarakan Webinar Diaspora Series 10 dengan tema “Flood Tolerant Rice : The Underlying Genetics and It’s Global Impact.” Kegiatan yang menghadirkan Assoc. Prof. Endang M. Septiningsih, Ph.D. (Department Ilmu Tanah dan Tanaman, Texas A&M University) sebagai narasumber berlangsung mulai pukul 09.00 Wita secara virtual melalui aplikasi zoom meeting, Jumat (17/09).
Mengawali kegiatan, Dekan Pertanian Unhas Prof. Dr. Sc. Agr. Ir. Baharuddin dalam sambutannya menjelaskan bahwa Fakultas Pertanian Unhas saat ini tengah berkontribusi terhadap peningkatan kualitas benih padi unggul melalui kerja sama dengan International Cooperation and Development Fund (ICDF) Taiwan.
Kerja sama tersebut diimplementasikan salah satunya dengan melakukan pembinaan terhadap tujuh kabupaten di Sulsel yang memiliki produksi padi tinggi.
Kegiatan resmi dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Kemitraan Unhas, Prof. dr. Nasrum Massi, Ph.D. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa webinar ini mendatangkan banyak manfaat. Selain sumber pengetahuan dan informasi, juga membangun jejaring kemitraan.
Pada kesempatan yang sama, Prof. Endang sebagai narasumber menjelaskan bahwa banjir menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi produksi beras seluruh dunia dengan perkiraan kerugian ekonomi tahunan hingga miliaran. Pada tahun 2015 saja, kerusakan tanaman akibat banjir mencapai $471 juta di AS. Permasalahan banjir semakin meningkat oleh peristiwa perubahan iklim yang terjadi.
Lebih lanjut, Prof. Endang memberikan gambaran tentang varietas padi yang tetap hidup meskipun mengalami kelebihan cadangan air atau banjir. Varietas ini sengaja disiapkan untuk kondisi lahan sawah yang berpotensi terkena banjir saat curah hujan tinggi.
Bibit ini bisa bertahan selama 10-15 hari dalam rendaman air hujan ataupun banjir. Variestas padi bertahan dengan cara menyimpan cadangan energi saat sedang terendam dan jika air sudah surut ia akan tumbuh kembali, tidak mati.
“Varietas Sub1 memberikan keuntungan 1-3 ton/ha dibandingkan varietas non-Sub1 di lahan tergenang alami. Padi Sub1 tidak dapat bertahan dengan baik di bawah banjir yang lebih sering, parah dan/atau berkepanjangan. Olehnya itu, sangat penting untuk mengurangi kerusakan akibat banjir dengan menggunakan varietas padi toleran genangan,” jelas Prof. Endang.
Setelah pemaparan materi, kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi. Kegiatan yang dipandu oleh Dr. Ir. Ifayanti Ridwan Saleh, S.P., M.P., (Dosen Pertanian Unhas) selaku moderator diikuti kurang lebih 300 peserta berlangsung lancar hingga pukul 11.00 Wita. (*/mir)