KATACARA, MAKASSAR–Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin menyelenggarakan Webinar Diaspora Series ke-20 dengan tema “Global Halal Industry and Halal Food Forensic.” Kegiatan yang menghadirkan Prof. Dr. Irwandi Jaswir, M.Sc., (Professor International Institute for Halal Research and Training (INHART), International Islamic University Malaysia) sebagai narasumber berlangsung mulai pukul 09.30 Wita secara virtual melalui aplikasi zoom meeting, Kamis (30/09).
Mengawali kegiatan, Dekan Pertanian Unhas Prof. Dr. Sc. Agr. Ir. Baharuddin menjelaskan bahwa produk halal dan pengembangannya merupakan isu yang kompleks. Olehnya itu, diperlukan ruang diskusi untuk membahas konsep penerapan produk halal utamanya bagi masyarakat muslim.
“Dengan kuliah ini, bisa memberikan kita inspirasi dan masukan. Sehingga kita dapat mengetahui produk halal yang berkembang sekarang seperti apa. Selain itu, juga menjadi bagian mempersiapkan mahasiswa kita yang ingin terjun dalam dunia usaha agar bisa menghasilkan produk yang halal,” jelas Prof. Baharuddin.
Kegiatan resmi dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Kemitraan Unhas, Prof. dr. Nasrum Massi, Ph.D., Sp.MK. Dalam sambutannya menyampaikan bahwa Unhas sangat mendukung kegiatan seperti ini yang menjadi salah satu bagian dari upaya Unhas dalam WCU.
Lebih lanjut, Prof. Nasrum menambahkan kegiatan tersebut selain pengembangan keilmuan, juga diharapkan sebagai media untuk memperkenalkan Unhas secara global. Tidak hanya itu, juga menjadi jalan kolaborasi bagi para peneliti untuk lebih menghasilkan riset berkualitas dengan melibatkan banyak peneliti dari perguruan tinggi.
“Alhamdulillah tahun ini kita bersyukur Unhas bisa masuk daftar pemeringkatan dunia. Hal ini merupakan langkah mempersiapkan luaran kita melalui peningkatan kualitas pengajaran, salah satunya melalui riset yang dihasilkan dari berbagai kolaborasi,” jelas Prof. Nasrum.
Dalam pemaparan materinya, Prof. Irwandi menjelaskan industri halal saat ini berkembang sangat pesat. Nilai ekonominya diperkirakan mencapai 3 triliun USD pada tahun 2023 mendatang. Segmentasi pasar juga mengalami pertumbuhan pesat yang didukung segmen potensial total 1,8 miliar konsumen, mencakup 40 negara dan menjangkau 1,45 miliar Muslim.
Setidaknya ada tiga isu utama yang penting dalam menghasilkan produk industri halal, yakni bahan baku, proses, dan konsumsi suatu produk yang dihasilkan. Konsep halal bersifat holistik, yang harus diperhatikan mulai dari bahan baku sampai pada penggunaan produk yang dihasilkan.
“Permasalahan halal sekarang ini menjadi satu hal yang kompleks. Ada beberapa potensi area kritis yang harus dikaji dalam menghasilkan produk halal yakni pada lemak/minyak, protein hingga alkohol. Misalnya saja pada bahan baku, harus diperhatikan asal hewan atau tumbuhan yang digunakan. Proses penyembelihan, pengemasan, penyimpanan dan distribusi juga menjadi penting hingga produk halal ini siap dimanfaatkan oleh masyarakat,” jelas Prof. Irwandi.
Lebih lanjut, Prof. Irwandi juga memberikan gambaran bagaimana Malaysia menerapkan ekosistem halal yang jauh lebih baik. Hampir semua agensi pemerintah memiliki unit-unit halal, yang membantu peningkatan produk halal di Malaysia. Penelitian mengenai konsep halal menjadi salah satu prioritas di Malaysia.
Kegiatan yang dipandu oleh Prof. Dr. Meta Mahendradatta (Ketua Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian Unhas) selaku moderator diikuti kurang lebih 300 peserta berlangsung lancar hingga pukul 12.00 Wita. (*/mir)