KATACARA, MAKASSAR–Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) meninjau kesiapan Rumah Sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin untuk menerima alat Whole Genome Sequensing (WGS).
Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS selaku Direktur Jenderal P2P Kemenkes RI beserta rombongan diterima oleh Rektor Unhas (Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA) didampingi Wakil Rektor Bidang Akademik dan jajaran Direksi RSPTN Unhas.
Kegiatan berlangsung mulai pukul 08.30 Wita secara luring terbatas dengan penerapan protokol Covid-19 di Ruang Pertemuan Lantai 6 RSPTN Unhas, Kampus Tamalanrea, Makassar, Selasa (05/04).
Mengawali kegiatan, Direktur Utama RSPTN Unhas Dr. dr. St. Maisuri Tadjuddin Chalid, Sp.OG (K)., menjelaskan pusat laboratorium RSPTN Unhas memiliki multi manfaat. Selain sebagai pelayanan kesehatan, juga digunakan dalam pengembangan riset.
Lebih lanjut, dr. Maisuri menambahkan sumber daya yang dimiliki juga kompoten dan berkualitas. Sehingga, diharapkan dengan hadirnya WGS akan semakin memperkuat pelayanan dan pengembangan riset di Rumah Sakit Unhas.
“Kami banyak menerima hibah dan terlibat dalam penelitian internasional. Saat awal pandemi Covid-19, laboratorium BSL-3 mendapatkan kepercayaan untuk melakukan pemeriksaan sampel Covid-19. Ini menunjukkan komitmen dan keterlibatan RS Unhas dalam memberikan pelayanan kesehatan maupun riset secara optimal,” jelas dr. Maisuri.
Rektor Unhas Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA., menyambut baik kunjungan Kemenkes RI dalam rangka menilai secara langsung kesiapan Unhas untuk menerima alat WGS. Dirinya mengatakan, penempatan alat mutakhir tersebut akan semakin melengkapi laboratorium BSL-3 RSPTN Unhas.
“Rumah Sakit Unhas, utamanya laboratorium, menjadi salah satu sumber lahirnya temuan dan penelitian serta publikasi. Ini bermanfaat untuk pelayanan kesehatan. Laboratorium kami juga banyak dimanfaatkan untuk penelitian skala internasional. Alat WGS ini nantinya akan kami pantau secara optimal dan digunakan sebaik mungkin,” kata Prof. Dwia.
Pada kesempatan yang sama, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS selaku Direktur Jenderal P2P Kemenkes RI menjelaskan kedatangannya tersebut untuk melakukan penilaian dan memastikan kesiapan Unhas untuk menerima alat WGS Kemenkes RI.
Alat WGS merupakan salah satu bagian dari program pengembangan Kemenkes RI dengan tujuan memperkuat surveillance. Hadirnya WGS di RSPTN Unhas diharapkan akan memperkuat surveillance, utamanya pada kawasan Indonesia Timur. Kehadiran WGS jug diharapkan menjadi media pengembangan layanan berbasis teknologi dan penelitian.
“Akhir bulan ini alatnya sudah bisa digunakan. Untuk tiga tahun kedepan, biaya operasional alat ini menjadi tanggungan kami. Setelah tiga tahun, akan dilakukan proses evaluasi terhadap pemanfaatannya,” jelas dr. Maxi.
Whole genome sequensing adalah metode yang digunakan untuk mengurutkan genom yang berada di organisme, seperti bakteri, virus, dan manusia. WGS banyak dimanfaatkan sebagai penelitian di bidang genetik dan biologi molekuler, termasuk bidang medis untuk memahami berbagai penyakit.
Aplikasi WGS juga berperan penting untuk mengetahui mutasi genetik pada Covid-19. Penerapan WGS membantu para peneliti mendapatkan informasi genetik mengenai asal penyakit dan penyebaran varian Covid-19 di masyarakat.
Setelah sambutan secara resmi, kemudian dilanjutkan dengan diskusi dan melihat beberapa laboratorium yang dimiliki RSPTN Unhas. Seluruh rangkaian kunjungan tersebut berlangsung lancar hingga pukul 10.00 Wita. (*/mir)