Kampus Ini Siap Kembangkan Nilai Tambah Rumput Laut Sulsel

Katacara, Makassar–Universitas Hasanuddin melalui Bidang Kemitraan, Inovasi, Bisnis dan Kewirausahaan telah menggelar pertemuan dalam rangka diskusi lanjutan pengelolaan rumput laut di Sulawesi Selatan.

Pertemuan berlangsung di Ruang Rapat A, Lantai 4 Gedung Rektorat Unhas, Kampus Tamalanrea, Kamis lalu.

Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh jajaran pimpinan Unhas, yakni Wakil Rektor Bidang Kemitraan, Inovasi, Kewirausahaan dan Bisnis,
Direktur Inovasi dan Kekayaan Intelektual, Kepala Pusat Inovasi Unggulan Rumput Laut Unhas, dan Dirjen Kemenkomarves yang juga merupakan Dosen Unhas.

Melalui wawancara pada Sabtu (8/4), Wakil Rektor Bidang Kemitraan, Inovasi, Kewirausahaan dan Bisnis (Prof. Dr. Eng. Ir. Adi Maulana, ST., M.Phil), menyampaikan bahwa dalam pertemuan tersebut telah membahas dan mendisukusikan lebih lanjut terkait pengembangan pengelolaan rumput laut di Sulawesi Selatan dengan melihat berbagai pertimbangan potensi daerah yang dapat dijadikan rujukan atau tempat budidaya rumput laut.

Dalam pengembangannya akan berkolaborasi bersama pemerintah setempat, guna mengoptimalkan hirilisasi melalui hasil penelitian dan inovasi yang dilakukan.

Lebih lanjut, Prof. Adi menuturkan rencana pengembangan pengelolaan rumput laut ini dapat diperkuat melalui program Kedaireka Matching Fund sebagai upaya untuk menciptakan kolaborasi strategis antar universitas dan mitra kerja.

“Potensi rumput laut di Sulsel sangat tinggi, sehingga ini adalah peluang yang besar untuk dapat diwujudkan bersama. Kita akan kembangkan pengeloaan dan produksinya melalui efektivitas budidaya dengan peningkatan kualitas rumput laut. Melalui Pusat Unggulan Ipteks Pengembangan dan Pemanfaatan Rumput Laut (PUI-P2RL) Unhas, kita siap menjadi Pusat Unggulan Rumput Laut di Indonesia,” Prof. Adi.

Dalam diskusi tersebut, secara umum membahas terkait studi kelayakan lokasi yang potensial terhadap budidaya rumput laut dengan mempertimbangkan konsep tata ruang wilayah pesisir.

Hal ini akan sejalan dengan pendampingan yang akan diberikan melalui program bina desa menggunakan pemilihan teknologi yang tepat guna, serta dengan perencanaan jangka panjang untuk peningakatan nilai tambah rumput laut berbasis produk turunan dengan memperhatikan kualitas produk yang ramah lingkungan.

Adapun hasil diskusi potensi wilayah atau daerah yang menjadi rujukan sementara adalah Kab. Pangkep, Kab. Sinjai, dan Kab. Bantaeng.

Mewakili Pemkab Sinjai, turut hadir Kepala Badan litbang dan Dinas Perikanan Sinjai. Berdasarkan rencana kerja sama yang akan melibatkan beberapa kabupaten ini, Sinjai menjadi salah satu wilayah untuk hilirisasi dan industri rumput laut di Sulsel. (*)

Kepala Bagian Humas Unhas

Ahmad Bahar