Katacara, Makassar,–“Upaya penemuan kasus diabetes mellitus dan hipertensi pada area yang berisiko tinggi merupakan strategi pencegahan dan penanganan yang harus dilakukan,” tegas Dr. dr. Andi Alfian Zainuddin, M.KM.
Hal ini mendesak dilakukan karena menurut Dr. dr. Andi Alfian Zainuddin, M.KM. bahwa kita hidup di lingkungan yang berubah dengan cepat. Salah satu yang paling mencolok dari pergeseran ini adalah fakta bahwa penyakit tidak menular seperti diabetes dan hipertensi juga kanker telah menggantikan penyakit menular sebagai penyebab utama kematian di dunia.
Dr.Andi Alfian merujuk pada American Diabetes Association (2017) menyampaikan bahwa dua dari tiga orang penderita diabetes melitus memiliki tekanan darah tinggi. Lebih buruk lagi, banyak orang yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita hipertensi karena penyakit tersebut sebagian besar merupakan kondisi tanpa gejala.
Alasan dan fakta tersebut yang menjadi salah satu faktor penyebab mengapa Dr. dr. Andi Alfian Zainuddin, M.KM. sebagai dosen Fakultas Kedokteran Unhas telah melakukan penelitian tentang sebaran penyakit diabetes dan hipertensi di Sulawesi Selatan. Penelitian ini merupakan kolaborasi lintas departemen dan lintas fakultas yang terdiri atas; Dr. dr. Andi Alfian Zainuddin, M.KM, Dr. dr. Sri Ramadany, M.Kes, dr. Rais Reskiawan, Ph.D (Departemen IKM/IKK FK Unhas), Prof. Dr. dr. Haerani Rasyid, M.Kes, Sp.PD-KGH, Sp.GK, Dr. dr. Himawan, Sp.PD-KEMD (Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK Unhas), Dr. Amran, S.Si, M.Si, Hedi Kuswanto, S.Si, M.Si (Departemen Biostatistik FMIPA Unhas) dan dr. Andi Afdal Abdullah, MBA, AAK (BPJS Kesehatan).
“Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan di tahun 2021 yang didanai dari hibah internal Unhas skema Penelitian Dasar Unhas oleh LPPM Unhas, jelas Dr.Andi Alfian saat dihubungi via WA ( 17/1/23).
Lebih lanjut Dr.Andi Alfian menyatakan bahwa penelitian ini menggunakan data sampel dari BPJS Kesehatan dengan jumlah sampel 496 kasus DM dan 2597 kasus hipertensi yang tersebar di 24 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan yang kemudian dilakukan analisis spasial dan analisis regresi berdasarkan angka prevalensi dengan denominator jumlah populasi di tahun yang sama. “Analisa geospasial menawarkan potensi untuk pemetaan area dengan insidensi kejadian diabetes mellitus dan hipertensi tinggi,”tegas Dr. Andi Alfian.
Selain itu menurut Prof. Dr. dr. Haerani Rasyid, M.Kes, Sp.PD-KGH, Sp.GK bahwa dengan adanya hasil penelitian ini, dapat dijadikan referensi bagi pengambil kebijakan khususnya di bidang kesehatan dalam melakukan perencanaan kebutuhan SDM, logistik kesehatan, dan program berkaitan DM dan hipertensi.
Selanjutnya beberapa tujuan dari penelitian tersebut disampaikan oleh Dr. Amran, S.Si, M.Si, yaitu: Pertama, untuk mengetahui pola sebaran penderita diabetes mellitus dan hipertensi di Sulawesi Selatan; Kedua, untuk mengetahui apakah terdapat area berisiko tinggi dia yaitu betes mellitus dan hipertensi di Sulawesi Selatan; dan ketiga, untuk mengetahui risiko kejadian diabetes mellitus dan hipertensi berdasarkan domisili di Sulawesi Selatan.
Dr. dr. Sri Ramadany, M.Kes, juga menambahkan bahwa penelitian ini berkontribusi pada ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu kedokteran komunitas.
Manuskrip penelitian itu kemudian mereka submit di Nature Scientific Report yang merupakan jurnal internasional bereputasi Q1 dengan judul:”Geospatial analysis of type 2 diabetes mellitus and hypertension in South Sulawesi, Indonesia”.
“Jadi inti dari “Geospatial Analysis of Type 2 Diabetes Mellitus and Hypertension in South Sulawesi, Indonesia” merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pola sebaran kasus DM dan hipertensi di Provinsi Sulawesi Selatan serta interaksi antara kedua penyakit tersebut,” Tandas Dr.Andi Alfian.